Semakin
hari semakin banyak kita melihat perubahan yang terjadi pada budaya nasional
kita.Kebudayaan yang baik kini mulai meluntur dengan adanya budaya ke
barat-baratan yang mulai merusak nilai-nilai baik dalam budaya kita. Tidak
dipungkiri dalam kehidupan dunia pun Indonesia berpartisipasi dalam bidang
politik. Ilmu
politik adalh ilmu yang mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan
lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Dalam
perspektif global, hubungan suatu negara dengan negara-negara lain adalah hal
yang pokok.Selain permasalahan politik, adalagi permasalahan dibidang
lingkungan, kependudukan (migrasi penduduk), dan wabah penyakit.Semua aspek tersebut
kini menjadi masalah global atau masalah yang mendunia yang haru ditangani oleh
Negara masing-masing. Meskipun dalam penyelesaian masalah tersebut, kita juga
memerlukan bantuan dari Negara lain.
B.
Rumusan Masalah
Terdapat beberapa rumusan masalah dalam
makalah ini, yaitu :
1.
Bagaimana perspektif global dalam
kebudayaan, politik dan lingkungan?
2.
Bagaimana perspektif global dalam bidang
penyakit (wabah penyakit)?
3.
Bagaimana perspektif global dalam bidang
migrasi penduduk?
C. Tujuan Penulisan
Terdapat tujuan
dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1.
Mengetahui perspektif global dalam
bidang budaya, politik dan lingkungan.
2.
Mengetahui perspektif global dalam
bidang penyakit.
3.
Mengetahui perspektif global dalam
bidang migrasi penduduk.
BAB
II
PAMBAHASAN
A.
Perspektif
Global Dalam Kebudayaan
Seiring dengan kemajuan jaman,
tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan
dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah.Pada umumnya
masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan menggunakan
budaya lokal atau budaya daerah.Kebanyakan masyarakat memilih untuk menampilkan
dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal dari
daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokallah
yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.Mereka lebih memilih dan
berpindah ke budaya asing yang belum tetntu sesuai dengan keperibadian bangsa
bahkan masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada budaya
yang berasal dari daerahnya sendiri.Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah
merupakan faktor utama terbentuknya kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah
yang mereka miliki merupakan sebuah kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi
dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh setiap individu di
masyarakat.Pada umumnya mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya kebudayaan
merupakan jati diri bangsa yang mencerminkan segala aspek kehidupan yang berada
didalalmnya.
Indonesia merupakan
negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam
suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan.
Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Tidak bisa kita pungkiri,
bahwa kita pungkiri bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya
kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional.
Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruk
terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang
bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat berpebgaruh pula terhadap
kebudayaan daerah / kebudayaan local. Kebudayaan merupakan suatau kekayaan yang
sangat benilai karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi
lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah. Karena kebudayaan merupakan
kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan
melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain
kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap
suku bangsa.
Terdapatlah arus pokok yang dengan
spontan menerima unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan
secara positif. Proses filtrasi perlu dilakukan sedini mungkin supaya
kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia tidak akan merusak identitas
kebudayaan nasional bangsa kita. Tetapi bukan berarti kita harus menutup pintu
akses bangsa barat yang ingin masuk ke Indonesia, karena tidak semua kebudayaan
barat yang masuk ke Indonesia berpengaruh negatif, tetapi juga ada yang memberi
pengaruh positif seperti memajukan perkembangan IPTEK di Indonesia. Prioritas
yang perlu kita lakukan terhadap kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia
adalah kita harus lebih selektif kepada kebudayaan barat.Dampak kebudayaan
barat di Indonesia dicerminkan dalam wujud globalisasi dan modernisasi yang
dapat membawa dampak positif dan dampak negatif bagi bangsa kita.
Dampak Positif
1. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan
pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi
lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
3. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi
alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha
mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dampak Negatif
1. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat
membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah.Dengan begitu
masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang
ada.
2. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan
teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya.Kadang
mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
3. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan
cocok diterapkan di Indonesia.Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat
kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
Dilihat dari stuktur dan
tingkatannya budaya lokal berada pada tingat culture. Hal ini
berdasarkan sebuah skema sosial budaya yang ada di Indonesia dimana terdiri
dari masyarakat yang bersifat manajemuk dalam stuktur sosial, budaya
(multikultural) maupun ekonomi. Dalam penjelasannya, kebudayaan suku bangsa
adalah sama dengan budaya lokal atau budaya daerah. Sedangkan kebudayaan umum
lokal adalah tergantung pada aspek ruang, biasanya ini bisa dianalisis pada
ruang perkotaan dimana hadir berbagai budaya lokal atau daerah yang dibawa oleh
setiap pendatang.Budaya dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan
barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini dapat kita
lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup
kebarat-baratan seperti mabuk-mabukkan,clubbing,memakai pakaian mini,bahkan
berciuman di tempat umum seperti sudah lumrah di Indonesia. Proses akulturasi
di Indonesia tampaknya beralir secara simpang siur, dipercepat oleh usul-usul
radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam ideologi-ideologi, tetapi
pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus.
B.
Perspektif Global Dalam Politik
Ilmu politik
mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan
melaksanakan tujuan-tujuan itu (Roger F. Soltau).Dalam perspektif
global, hubungan suatu negara dengan negara-negara lain adalah hal yang pokok.
Jenis hubungan antar negara ditinjau
dari jangkauannya:
Jenis
hubungan
|
Jangkauan
|
Regional
|
Antarbangsa
atau antarnegara di suatu kawasan (tetangga), misalnya di kawasan Asia
Tenggara
|
Internasional
|
Antarbangsa
atau antarnegara di berbagai belahan dunia
|
Global
|
Antarsemuabangsa
atau antarsemuanegara di dunia ini
|
Secara politik,
negara dengan tujuan dan lembaga-lembaganya, dari waktu ke waktu mengalami
perkembangan. Negara Republik Indonesia pada saat diproklamasikan, baru mendapat
pengakuan dari negara Iain secara terbatas. Akibatnya, hubungan dengan negara-negara
yang ada di dunia ini juga masih terbatas. Demikian pula mengenai tujuan dan
lembaga-lembaga yang menyelenggarakannya juga masih terbatas.Pada saat-saat awal, perjuangan
politik menjadi prioritas. Pengakuan dan hubungan politik, menjadi perjuangan utama. Hal ini tentu saja
menjadi modal utama untuk mengembangkan
diri lebih jauh di tengah-tengah dunia internasional. Keberhasilan Konferensi
Asia Afrika, pembentukan dan
kegiatan Negara-negara Non-Blok yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara pelopornya, dapat
meningkatkan Pengakuan
negara lain terhadap kedudukan Indonesia. Hal itu semua merupakan perjuangan
politik. Kerja sam8a regional
ASEAN dengan terbentuknya
Negara-negara ASEAN ini juga
merupakan tahap lain dalam perjuangan politik. Saat ini Republik Indonesia
sudah diperhitungkan negara-negara lain dalam peraturan politik, termasuk Negara-negara Adikuasa.
Secara global, Indonesia memiliki kedudukan terhormat dalam bidang
politik, khususnya sebagai negara Non-Blok. Pembangunan politik di dunia
internasional pada tingkat global, telah membuahkan hasil.
Dengan
berpegang pada politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia terjun ke berbagai
kegiatan penyelesaian pertikaian politik seperti di Kamboja, Filipina, Bosnia
Palestina Israel, dan Iain-lain. Kegiatan tersebut lebih meningkatkan kedudukan Indonesia di
bidang politik, terutama politik luar negeri. Hal tersebut menjadi landasan kerja sama di
bidang ekonomi. Kepercayaan negara lain termasuk negara Adikuasa di bidang
politik, lebih membuka jalan kerja sama di bidang ekonomi.Bantuan ekonomi menjadi
terbuka. Dewasa ini, pembangunan Indonesia lebih menitikberatkan pada
bidangekonomi.Stabilitas dan kemajuan politik Indonesia, khususnya politik luar
negeri berpengaruh terhadap kondisi politik global. Hal ini dapat kita hayati
tentang dampak Konferensi Asia Afrika. Pimpinan dan pengaruh Indonesia dalam
gerakan Non-Blok (GNB) terhadap kebangkitan di Afrika
dan Amerika Latin atau Negara-negara Selatan pada umumnya. Kebangkitan
Negara-negara Selatan, menumbuhkan perhatian Negara-negara Utara. Negara-negara
yang terakhir ini tidak lagi mengabaikan negara-negara. Peranan dan
keberhasilan politik negera Indonesia telah bergema secara
global, baik di Negara-negara Selatan npun di Negara-negara Utara, termasuk
negara Adikuasa.
Negara Republik
Indonesia sebagai warga dunia, tidak dapat melepaskan diri pengaruh
perkembangan di negara lain, khususnya di negara yang telah maju, lebih ironis lagi di
negara-negara Adikuasa. Perkembangan di Uni Soviet, Republik Rakyat Cina, Jerman, Jepang, dan
seterusnya, selalu ada pengaruh terhadap kehidupan politik, khususnya politik
luar negeri Indonesia. Paling tidak, Indonesia harus memperhitungkan
kecenderungan dan peluang yang akan terjadi akibat perubahan di negaralain
itu.Perubahan peta politik seperti yang dialami negara-negara Eropa Timur dan yang, lainnya membawa dampak
luas pada tatanan global yang tidak hanya menyangkut bidang politik, melainkan
juga bidang ekonomi, sosial, dan IPTEK. Mau tidak mau kenyataan itu berpengaruh
terhadap wawasan politik Indonesia. Perspektif global dari perubahan peta
politik, membawa dampak terhadap berbagai aspek hubungah luar negeri Indonesia.
C.
Perspektif Global Dalam Degradasi
Lingkungan
Masalah lingkungan mulai ramai
dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hiudp di
Stockholm, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah
masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung
pada tanggal 15 – 18 Mei 1972. Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan
adalah besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk).Pertumbuhan
penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan
pembangunan dan industrialisasi.Namun industrialisasi disamping mempercepat
persediaan segala kebutuhan hidup manusia juga memberi dampak negatif terhadap
manusia akibat terjadinya pencemaran lingkungan.Saat ini masalah lingkungan
cukup sering diperbincangkan.Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa lapisan
ozon kini semakin menipis. Dengan terus menipisnya lapisan itu, sangat
dikhawatirkan bila lapisan ini tidak ada atau menghilang sama sekali dari alam
semesta ini.
Tanpa lapisan ozon sangat banyak
akibat negatif yang akan menimpa makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain:
penyakit-penyakit akan menyebar secara menjadi-jadi, cuaca tidak menentu,
pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena akan mencairnya es yang
ada di kutub Utara dan Selatan. Jagat raya hanya tinggal menunggu masa
kehancurannya saja. Memang banyak cara yang harus dipilih untuk mengatasi
masalah ini. Para ilmuwan memberikan berbagai masukan untuk mengatasi masalah
ini sesuai dengan latar belakang keilmuannya.Para sastrawan pun tak ketinggalan
untuk berperan serta dalam menanggulangi masalah yang telah santer belakangan
ini.Sebelumnya orang menduga masalah lingkungan global lebih banyak dipengaruhi
faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban,
tekanan udara dll.Belakangan orang mulai menyadari bahwa aktifitas manusia pun
mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan.Menjadi masalah global yang
mempengaruhi lingkungan juga misalnya pertumbuhan penduduk dunia yang amat
pesat.Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan kawasan urban dan juga
kebutuhan tambahan produksi pangan.Belum lagi ada peningkatan kebutuhan
energi.Pada masing-masing kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan.
Coba kita perhatikan contoh dari
kebutuhan lahan urban dan lahan pertanian. Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta
konversi lahan hutan. Semakin lama daerah-daerah resapan air makin berkurang,
akibatnya terjadi krisis air tanah. Di sisi lain di beberapa kawasan
berkemiringan cukup tajam menjadi rawan longsor, karena pepohonan yang tadinya
menyangga sistem kekuatan tanah semakin berkurang. Kemudian karena resapan air
ke tanah berkurang, terjadilah over-flow pada air permukaan.Ketika kondisi ini
beresonansi dengan sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir.
Banjir akan membawa berbagai penderitaan. Masalah langsungnya misalnya korban
jiwa dan harta.Masalah tidak langsungnya misalnya mewabahnya berbagai penyakit,
seperti malaria, demam berdarah, muntaber dll.Sekarang kita beralih ke masalah
eksploitasi energi.Saat ini Indonesia misalnya masih sangat bergantung pada
sumber energi minyak bumi.Ini yang menjelaskan betapa hebohnya pemerintah dan
masyarakat akibat masalah minyak.Pemerintah bingung menutupi anggaran belanja
negara, karena besarnya pengeluaran untuk impor minyak.Masyarakat bingung sebab
kenaikan harga minyak memililiki efek berantai pada kenaikan harga
barang-barang di lapangan.
Yang ditekankan di sini adalah bahwa
penggunaan minyak dari sisi lingkungan, dan lebih spesifiknya sisi komposisi
udara di atmosfir, berarti peningkatan gas carbon dioxida (CO2). Gas ini,
bersama lima jenis gas lain diketahui menjadi penyebab terjadinya efek
pemanasan global (global warming). Diperkirakan diantara tahun 1990-2100 akan
terjadi kenaikan rata-rata suhu global sekitar 1,4 sampai 5,8 derajat celsius.
Akibatnya akan terjadi kenaikan rata-rata permukaan air laut disebabkan
mencairnya gunung-gunung es di kutub. Banyak kawasan di dunia akan terendam air
laut. Akan terjadi perubahan iklim global. Hujan dan banjir akan meningkat.
Wabah beberapa penyakit akan meningkat pula. Produksi tumbuhan pangan pun
terganggu. Pendek kata akan terjadi pengaruh besar bagi kelangsungan hidup
manusia.
Para peneliti dan ilmuwan yang
bergerak di bidang lingkungan sudah sangat ngeri membayangkan bencana besar
yang akan melanda umat manusia. Yang jadi masalah, kesadaran akan permasalahan
lingkungan ini belum merata di tengah umat manusia. Ini akan lebih jelas lagi
kalau melihat tingkat kesadaran masyakat di negara berkembang. Jangankan
masyarakat umum, di kalangan pemimpin pun kesadaran masalah lingkungan ini
masih belum merata.Di tengah kondisi di atas dimulailah prakarsa-prakarsa
pro-lingkungan pada tingkat global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih
cukup hangat dan masih akan diberlakukan secara efektif mulai tahun 2007. Isi
utama Protokol ini adalah upaya pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan
kenaikan suhu global. Pada tahun 2008-2012 akan diadakan pengukuran sistematis
balance pengeluaran dan penyerapan gas-gas ini pada semua negara yang telah
menandatangani Protokol ini.
Solusi atau Penyelesaian Mengenai
Isu Lingkungna Hidup Saat Ini
1.
Revitalisai
Fungsi Hutan
Hutan adalah tempat bagi jutaan spesiae tumbuhan atau
hewan.Berjuta tumbuhan tersebut dapat memproduksi oksigen dan menyerap karbon
dioksida serta gas-gas lain yang dapat memicu pemanasan global.Gerakan Menanam 1 Miliar pohon dengan motto 1 milliar pohon
Indonesia untuk dunia.Melalui program ini kementerian kehutanan juga berupaya
unutk sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama yang tinggal di
daerah sekitar hutan.Program ini berjalan dengan sukses berkat partisipasi
masyarakat yang tinggi. Terbukti dengan penanaman jumlah pohon yang melampaui
target yaitu, pada tahun 2010 sebanyak 1,3 miliar pohon dan di tahun 2011
sebanyak 1,5 miliar pohon.
2.
Memperbanyak
Ruang terbuka Hijau di Perkotaan
Ruang Terbuka
Hijau (RTH), adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam. Salah satu fungsi dari ruang terbuka
hijau adalah untuk menunjang pelestarian dan pengamanan lingkungan alam, yaitu
sebagai wilayah konservasi atau preservasi alam untuk mengamankan kemungkinan
terjadinya erosi dan longsoran pengamanan tepi sungai, pelestarian wilayah
resapan air.
3.
Pembanunan
Berkelanjutan
Pembangunan
berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang
berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987. Dengan sistem
pembangunan berkelanjutan,kita dapan meminimalisir kerusakan-kerusakan
lingkunagan baik skala nasional maupun global.
D. Perspektif
Global Dalam Migrasi Penduduk (Kependudukan)
Masalah penduduk merupakan masalah yang sudah
mendunia.Persoalan ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk
dengan ketersediaan bahan pangan, lapangan kerja serta pemukiman yang merupakan
masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa Indonesia melainkan
masalah yang dialami juga oleh Negara-negara di dunia. Perpindahan
penduduk, baik dalam emigrasi, imigrasi maupun pengungsian terjadi dimana-mana
di dunia ini. Faktornya bermacam-macam, mulai dari faktor ekonomi, bencana
alam, wabah, politik sampai keamanan. Bagi pelakunya mungkin merupakan jalan
keluar dari masalah yang dialaminya, namun bagi kawasan yang didatangi
mungkin akan menjadikan suatu masalah, karena mnyangkut tempat penampungan,
lapangan kerja, bahan kebutuhan, dan lain-lainnya. Masalah migrasi ini
merupakan suatu masalah
kepentingan
global.
Migrasi memiliki dua sisi jika
dihubungkan dengan populasi dunia.Pertama, migrasi dapat menjadi penyebab
pertumbuhan populasi yang tinggi dan overpopulation. Pertumbuhan
populasi suatu negara atau kawasan tidak selalu karena penyebab alami yaitu
karena kelahiran, tapi bisa juga disebabkan karena perpindahan penduduk dari
negara atau kawasan lain. Misalnya pertumbuhan penduduk Yahudi di wilayah
Palestina terjadi karena eksodus orang-orang Yahudi dari seluruh dunia yang
akhirnya berakibat pada pendirian negara Israel.Kedua, migrasi dapat menjadi
dampak dari adanya overpopulation.Jika suatu negara atau kawasan
mengalami overpopulation, maka wajar jika masyarakat ingin pindah ke
negara atau kawasan dengan penduduk yang lebih sedikit. Hal ini tentu saja
didorong oleh berbagai macam faktor antara lain perbaikan ekonomi, perbaikan
tingkat kehidupan, terpaksa (bagi pencari suaka) dan sebagainya (Payne, 2009). Salah satu upaya untuk mengatasi
masalah penduduk yaitu dengan melakukan program Keluarga Berencana (KB) dengan
mengatur jumlah anggota keluarga demi kesejahteraan masing-masing
keluarga.Program ini selain merupakan upaya pemecahan masalah, pada
pelaksanaannya juga masih menjadi permasalahan global.
Kemudian The Club of Rome (1992:
167), juga menyimpulkan bahwa: Jika kecenderungan dalam pertumbuhan penduduk
dunia, industrialisasi, polusi, produksi pangan, dan eksploitasi sumber daya
alam yang ada saat ini tetap tidak berubah, dunia akan semakin mendekati titik
kritisnya dan selama kira-kira seratus tahun lagi akan mencapai tingkat di mana
ia tidak mampu lagi menampung pertumbuhan penduduknya. Yang paling mungkin
kitahadapi kemudian adalah menurunnya populasi dan kapasitas industri.Pemecahan
masalah isu kependudukan ini sudah sudah banyak cara yang ditawarkan
diantaranya pengendalian fertilitas dengan penggunaan alat kontrasepsi KB,
penundaan perkawinan, bahkan menurut teori malthus memberikan 2 jenis solusi
yaitu preventive checks (pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran) dan
positive checks (pengurangan penduduk melalui proses kematian).
Kegiatan
antianatalis seakan-akan menjadi program unggulan untuk mengatasi permasalahan
ledakan penduduk tersebut, terkhusus negara china menerapkan model yang berbeda
dalam penyelesai ini, yaitu mencanangkan sasaran “pertumbuhan penduduk”
dalam kebijakan kependu69dukannya melalui beragam cara : mulai dari pemberian
imbalan bagi keluarga dengan satu anak, dan sanksi bagi mereka yang tidak
sungguh-sungguh menjalankan kebijakan ini, wajib militer bagi para pemuda,
penundaan usia kawin, sampai pada komitmen pemimpinnya yang memberi pembenaran
pada program ini sebagai bagian dari ajaran sosialisme. (1992 : 168)Berbeda
dengan aliran moderat yang berpendapat bahwa solusi atas persoalan pertumbuhan
penduduk yang cepat adalah pembangunan nasional : Tingkat kelahiran akan
turun dengan sendirinya, bukan melalui intervensi “buatan” semacam
kebijakan dan program kependudukan etapi lewat proses “alamiah” yang
dihasilkan dari pembangunan ekonomi dan sosial yang sungguh-sungguh. (1992 :
169).
E. Perspektif
Global Dalam Penyakit (Wabah Penyakit)
Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian
tersebarnya penyakit
pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit
yang menyebar tersebut.Wabah dipelajari dalam epidemiologi. Dalam epidemiologi, epidemi (dari bahasa Yunaniepi-
pada + demos rakyat) adalah penyakit
yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi
tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang
melampaui laju "ekspektasi" (dugaan), yang didasarkan pada pengalaman
mutakhir. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih
cepat daripada yang diduga. Jumlah kasus baru penyakit di dalam suatu populasi
dalam periode waktu tertentu disebut incidence rate (bahasa Inggris;
"laju timbulnya penyakit"). Dalam peraturan
yang berlaku di Indonesia, pengertian wabah dapat dikatakan sama
dengan epidemi, yaitu "berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat
secara nyata melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka" (UU 4/1984).
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit),
lingkup yang lebih luas ("epidemi") atau bahkan lingkup global (pandemi).Penyakit-yang-umum yang
terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi pada suatu populasi disebut
sebagai endemik.Contoh penyakit
endemik adalah malaria
di sebagian Afrika
(misalnya, Liberia).Di
tempat seperti itu, sebagian besar populasinya diduga terjangkit malaria pada
suatu waktu dalam masa hidupnya. Contoh wabah yang cukup dikenal termasuk wabah pes
yang terjadi di Eropa
pada zaman pertengahan yang dikenal sebagai the Black Death ("kematian
hitam"), pandemi influensa
besar yang terjadi pada akhir Perang Dunia I,
dan epidemi AIDS
dewasa ini, yang oleh sekalangan pihak juga dianggap sebagai pandemi.
Penyakit-penyakit yang
mungkin dapat menjangkit secara pandemik mencakup di antaranya demam Lassa,
demam Rift Valley, virus Marburg,
virus Ebola
dan Bolivian hemorrhagic fever. Namun, sampai dengan
tahun 2004,
kemunculan penyakit-penyakit tersebut pada populasi manusia sangatlah virulen
sampai-sampai tidak tersisa lagi dan hanya terjadi di daerah geografis
terbatas.Dengan demikian, saat ini penyakit-penyakit tersebut berdampak
terbatas bagi manusia.HIVvirus
penyebab AIDS
dapat dianggap sebagai suatu pandemi, namun saat ini paling meluas di Afrika
bagian selatan
dan timur.
Virus tersebut ditemukan terbatas pada sebagian kecil populasi pada
negara-negara lain, dan menyebar dengan lambat di negara-negara tersebut.
Pandemi yang dikhawatirkan dapat benar-benar berbahaya adalah pandemi yang
mirip dengan HIV, yaitu penyakit yang terus-menerus berevolusi.Pada
tahun 2003,
terdapat kekhawatiran bahwa SARS,
suatu bentuk baru pneumonia yang sangat menular, dapat menjadi
suatu pandemi.Selain itu, terdapat catatan pandemi influensa tiap 20–40 tahun
dengan tingkat keparahan berbeda-beda. Pada Februari 2004,
virus flu burung dideteksi pada babi
di Vietnam,
sehingga meningkatkan kekhawatiran akan munculnya galur virus baru.
Yang ditakutkan adalah
bahwa jika virus flu burung bergabung dengan virus flu manusia (yang terdapat
pada babi maupun manusia), subtipe virus baru yang terbentuk akan sangat
menular dan mematikan pada manusia. Subtipe virus semacam itu dapat menyebabkan
wabah global influensa yang serupa dengan flu Spanyol
ataupun pandemi lebih kecil seperti flu Hong Kong.
Antara Oktober 2004 dan Februari 2005, sekitar 3.700 perangkat uji yang mengandung
virus penyebab Flu Asia
1957 tanpa sengaja terkirim ke seluruh dunia dari sebuah laboratorium di Amerika Serikat.
Pada bulan November 2004, direktur WHO daerah barat menyatakan bahwa pandemi influensa
tak dapat dihindari dan mendesak dibuatnya rancangan untuk mengatasi virus
influensa.Pada bulan Oktober 2005, kasus flu burung
(dari galur mematikan H5N1)
ditemukan di Turki
setelah memakan sejumlah korban jiwa di berbagai negara (termasuk Indonesia)
sejak pertama kali diidentifikasi pada tahun 2003. Namun, pada akhir Oktober
2005 hanya 67 orang meninggal akibat H5N1 hal ini tidak serupa dengan
pandemi-pandemi influensa yang pernah terjadi
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari
banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat
atau yang sering kita sebut kebudayaan.Negara Republik Indonesia sebagai warga
dunia, tidak dapat melepaskan diri pengaruhperkembangan di negara lain,
khususnya di negara yang telah maju, lebih ironis lagidi
negara-negara Adikuasa
dalam bidang politik untuk menyejahterakan masyarakat. Kita
tidak boleh mengesampingkan dan bersikap acuh tak acuh terhadap permasalahan
hutan, karena jika dilihat dari fungsinya ada banyak manfaat yang menyokong
kehidupan manusia.Ada sebuah gerakan yang digalakkan untuk menyelamatkan hutan
di seluruh dunia (termasuk Indonesia).Adanya kaitan erat antara
pertumbuhan penduduk yang cepat dengan sejumlah permasalahan sosial dan
lingkungan menjadi persoalan kependudukan penting untuk dibicarakan sebagai sebuah
isu global. Beberapa permasalahan kependudukan adalah pencemaran lingkungan,
perubahan iklim, pengrusakan hutan, urbanisasi, pengangguran, keterbatasan pelayanan kesehatan, sakit dan
wabah penyakit, dan konflik politik.
B. Saran
Penulis menyarankan
bagi semua pembaca, dalam semua bidang yang berkaitan dengan kehidupan
bermasyarakat nasional dan internasional kita harus tetap menjaga persatuan
dunia dengan cara menjaga dan merawat dunia agar lebih baik lagi. Baik di dalam
segi alaam maupun dari segi social bermasyarakat.Kita harus menjaga kebudayaan
yang baik, dan membuang jauh-jauh budaya yang buruk.Kita juga harus menjaga
lingkungan agar tidak semakin memburuk.Dengan ligkungan yang bersih maka
berkuranglah segala macam penyakit yang mengancam kita.Jumlah penduduk yang
semakin banyak pun menambah panjang factor penyebab kerusakan
lingkungan.Terapkanlah program KB untuk mengurangi masalah kependudukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar