Selasa, 19 Juli 2016

Perspektif Global Dalam Bidang Budaya, Politik, Degradasi Lingkungan, Kependudukan dan Wabah Penyakit



Semakin hari semakin banyak kita melihat perubahan yang terjadi pada budaya nasional kita.Kebudayaan yang baik kini mulai meluntur dengan adanya budaya ke barat-baratan yang mulai merusak nilai-nilai baik dalam budaya kita. Tidak dipungkiri dalam kehidupan dunia pun Indonesia berpartisipasi dalam bidang politik. Ilmu politik adalh ilmu yang mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan  itu. Dalam perspektif global, hubungan suatu negara dengan negara-negara lain adalah hal yang pokok.Selain permasalahan politik, adalagi permasalahan dibidang lingkungan, kependudukan (migrasi penduduk), dan wabah penyakit.Semua aspek tersebut kini menjadi masalah global atau masalah yang mendunia yang haru ditangani oleh Negara masing-masing. Meskipun dalam penyelesaian masalah tersebut, kita juga memerlukan bantuan dari Negara lain.

B.     Rumusan Masalah
Terdapat beberapa rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1.      Bagaimana perspektif global dalam kebudayaan, politik dan lingkungan?
2.      Bagaimana perspektif global dalam bidang penyakit (wabah penyakit)?
3.      Bagaimana perspektif global dalam bidang migrasi penduduk?

C.    Tujuan Penulisan
Terdapat tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1.      Mengetahui perspektif global dalam bidang budaya, politik dan lingkungan.
2.      Mengetahui perspektif global dalam bidang penyakit.
3.      Mengetahui perspektif global dalam bidang migrasi penduduk.

BAB II
PAMBAHASAN
A.    Perspektif Global Dalam Kebudayaan
Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah.Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah.Kebanyakan masyarakat memilih untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.Mereka lebih memilih dan berpindah ke budaya asing yang belum tetntu sesuai dengan keperibadian bangsa bahkan masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri.Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh setiap individu di masyarakat.Pada umumnya mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya kebudayaan merupakan jati diri bangsa yang mencerminkan segala aspek kehidupan yang berada didalalmnya.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kita pungkiri bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional. Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah / kebudayaan local. Kebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah. Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara positif. Proses filtrasi perlu dilakukan sedini mungkin supaya kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia tidak akan merusak identitas kebudayaan nasional bangsa kita. Tetapi bukan berarti kita harus menutup pintu akses bangsa barat yang ingin masuk ke Indonesia, karena tidak semua kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia berpengaruh negatif, tetapi juga ada yang memberi pengaruh positif seperti memajukan perkembangan IPTEK di Indonesia. Prioritas yang perlu kita lakukan terhadap kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia adalah kita harus lebih selektif kepada kebudayaan barat.Dampak kebudayaan barat di Indonesia dicerminkan dalam wujud globalisasi dan modernisasi yang dapat membawa dampak positif dan dampak negatif bagi bangsa kita.
Dampak Positif
1.       Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
2.      Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
3.      Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dampak Negatif
Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.
1.      Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah.Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
2.      Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya.Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
3.      Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
Dilihat dari stuktur dan tingkatannya budaya lokal berada pada tingat culture. Hal ini berdasarkan sebuah skema sosial budaya yang ada di Indonesia dimana terdiri dari masyarakat yang bersifat manajemuk dalam stuktur sosial, budaya (multikultural) maupun ekonomi. Dalam penjelasannya, kebudayaan suku bangsa adalah sama dengan budaya lokal atau budaya daerah. Sedangkan kebudayaan umum lokal adalah tergantung pada aspek ruang, biasanya ini bisa dianalisis pada ruang perkotaan dimana hadir berbagai budaya lokal atau daerah yang dibawa oleh setiap pendatang.Budaya dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya rakyat Indonesia yang bergaya hidup kebarat-baratan seperti mabuk-mabukkan,clubbing,memakai pakaian mini,bahkan berciuman di tempat umum seperti sudah lumrah di Indonesia. Proses akulturasi di Indonesia tampaknya beralir secara simpang siur, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam ideologi-ideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus.
B.     Perspektif Global Dalam Politik
Ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan  itu (Roger F. Soltau).Dalam perspektif global, hubungan suatu negara dengan negara-negara lain adalah hal yang pokok.
Jenis hubungan antar negara ditinjau dari jangkauannya:
Jenis hubungan
Jangkauan
Regional
Antarbangsa atau antarnegara di suatu kawasan (tetangga), misalnya di kawasan Asia Tenggara
Internasional
Antarbangsa atau antarnegara di berbagai belahan dunia
Global
Antarsemuabangsa atau antarsemuanegara di dunia ini
Secara politik, negara dengan tujuan dan lembaga-lembaganya, dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Negara Republik Indonesia pada saat diproklamasikan, baru mendapat pengakuan dari negara Iain secara terbatas. Akibatnya, hubungan dengan negara-negara yang ada di dunia ini juga masih terbatas. Demikian pula mengenai tujuan dan lembaga-lembaga yang menyelenggarakannya juga masih terbatas.Pada saat-saat awal, perjuangan politik menjadi prioritas. Pengakuan dan hubungan politik, menjadi perjuangan utama. Hal ini tentu saja menjadi modal utama untuk mengembangkan diri lebih jauh di tengah-tengah dunia internasional. Keberhasilan Konferensi Asia Afrika, pembentukan dan kegiatan Negara-negara Non-Blok yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara pelopornya, dapat meningkatkan Pengakuan negara lain terhadap kedudukan Indonesia. Hal itu semua merupakan perjuangan politik. Kerja sam8a regional ASEAN dengan terbentuknya Negara-negara ASEAN ini juga merupakan tahap lain dalam perjuangan politik. Saat ini Republik Indonesia sudah diperhitungkan negara-negara lain dalam peraturan politik, termasuk Negara-negara Adikuasa. Secara global, Indonesia memiliki kedudukan terhormat dalam bidang politik, khususnya sebagai negara Non-Blok. Pembangunan politik di dunia internasional pada tingkat global, telah membuahkan hasil.
Dengan berpegang pada politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia terjun ke berbagai kegiatan penyelesaian pertikaian politik seperti di Kamboja, Filipina, Bosnia Palestina Israel, dan Iain-lain. Kegiatan tersebut lebih meningkatkan kedudukan Indonesia di bidang politik, terutama politik luar negeri. Hal tersebut menjadi landasan kerja sama di bidang ekonomi. Kepercayaan negara lain termasuk negara Adikuasa di bidang politik, lebih membuka jalan kerja sama di bidang ekonomi.Bantuan ekonomi menjadi terbuka. Dewasa ini, pembangunan Indonesia lebih menitikberatkan pada bidangekonomi.Stabilitas dan kemajuan politik Indonesia, khususnya politik luar negeri berpengaruh terhadap kondisi politik global. Hal ini dapat kita hayati tentang dampak Konferensi Asia Afrika. Pimpinan dan pengaruh Indonesia dalam gerakan Non-Blok (GNB) terhadap kebangkitan di Afrika dan Amerika Latin atau Negara-negara Selatan pada umumnya. Kebangkitan Negara-negara Selatan, menumbuhkan perhatian Negara-negara Utara. Negara-negara yang terakhir ini tidak lagi mengabaikan negara-negara. Peranan dan keberhasilan politik  negera Indonesia telah bergema secara global, baik di Negara-negara Selatan npun di Negara-negara Utara, termasuk negara Adikuasa.
Negara Republik Indonesia sebagai warga dunia, tidak dapat melepaskan diri pengaruh perkembangan di negara lain, khususnya di negara yang telah maju, lebih ironis lagi di negara-negara Adikuasa. Perkembangan di Uni Soviet, Republik Rakyat Cina, Jerman, Jepang, dan seterusnya, selalu ada pengaruh terhadap kehidupan politik, khususnya politik luar negeri Indonesia. Paling tidak, Indonesia harus memperhitungkan kecenderungan dan peluang yang akan terjadi akibat perubahan di negaralain itu.Perubahan peta politik seperti yang dialami negara-negara Eropa Timur dan yang, lainnya membawa dampak luas pada tatanan global yang tidak hanya menyangkut bidang politik, melainkan juga bidang ekonomi, sosial, dan IPTEK. Mau tidak mau kenyataan itu berpengaruh terhadap wawasan politik Indonesia. Perspektif global dari perubahan peta politik, membawa dampak terhadap berbagai aspek hubungah luar negeri Indonesia.
C.    Perspektif Global Dalam Degradasi Lingkungan
Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hiudp di Stockholm, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung pada tanggal 15 – 18 Mei 1972. Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk).Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan pembangunan dan industrialisasi.Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala kebutuhan hidup manusia juga memberi dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran lingkungan.Saat ini masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan.Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus menipisnya lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan ini tidak ada atau menghilang sama sekali dari alam semesta ini.
Tanpa lapisan ozon sangat banyak akibat negatif yang akan menimpa makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain: penyakit-penyakit akan menyebar secara menjadi-jadi, cuaca tidak menentu, pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena akan mencairnya es yang ada di kutub Utara dan Selatan. Jagat raya hanya tinggal menunggu masa kehancurannya saja. Memang banyak cara yang harus dipilih untuk mengatasi masalah ini. Para ilmuwan memberikan berbagai masukan untuk mengatasi masalah ini sesuai dengan latar belakang keilmuannya.Para sastrawan pun tak ketinggalan untuk berperan serta dalam menanggulangi masalah yang telah santer belakangan ini.Sebelumnya orang menduga masalah lingkungan global lebih banyak dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll.Belakangan orang mulai menyadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan.Menjadi masalah global yang mempengaruhi lingkungan juga misalnya pertumbuhan penduduk dunia yang amat pesat.Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan kawasan urban dan juga kebutuhan tambahan produksi pangan.Belum lagi ada peningkatan kebutuhan energi.Pada masing-masing kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan.
Coba kita perhatikan contoh dari kebutuhan lahan urban dan lahan pertanian. Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta konversi lahan hutan. Semakin lama daerah-daerah resapan air makin berkurang, akibatnya terjadi krisis air tanah. Di sisi lain di beberapa kawasan berkemiringan cukup tajam menjadi rawan longsor, karena pepohonan yang tadinya menyangga sistem kekuatan tanah semakin berkurang. Kemudian karena resapan air ke tanah berkurang, terjadilah over-flow pada air permukaan.Ketika kondisi ini beresonansi dengan sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir. Banjir akan membawa berbagai penderitaan. Masalah langsungnya misalnya korban jiwa dan harta.Masalah tidak langsungnya misalnya mewabahnya berbagai penyakit, seperti malaria, demam berdarah, muntaber dll.Sekarang kita beralih ke masalah eksploitasi energi.Saat ini Indonesia misalnya masih sangat bergantung pada sumber energi minyak bumi.Ini yang menjelaskan betapa hebohnya pemerintah dan masyarakat akibat masalah minyak.Pemerintah bingung menutupi anggaran belanja negara, karena besarnya pengeluaran untuk impor minyak.Masyarakat bingung sebab kenaikan harga minyak memililiki efek berantai pada kenaikan harga barang-barang di lapangan.
Yang ditekankan di sini adalah bahwa penggunaan minyak dari sisi lingkungan, dan lebih spesifiknya sisi komposisi udara di atmosfir, berarti peningkatan gas carbon dioxida (CO2). Gas ini, bersama lima jenis gas lain diketahui menjadi penyebab terjadinya efek pemanasan global (global warming). Diperkirakan diantara tahun 1990-2100 akan terjadi kenaikan rata-rata suhu global sekitar 1,4 sampai 5,8 derajat celsius. Akibatnya akan terjadi kenaikan rata-rata permukaan air laut disebabkan mencairnya gunung-gunung es di kutub. Banyak kawasan di dunia akan terendam air laut. Akan terjadi perubahan iklim global. Hujan dan banjir akan meningkat. Wabah beberapa penyakit akan meningkat pula. Produksi tumbuhan pangan pun terganggu. Pendek kata akan terjadi pengaruh besar bagi kelangsungan hidup manusia.
Para peneliti dan ilmuwan yang bergerak di bidang lingkungan sudah sangat ngeri membayangkan bencana besar yang akan melanda umat manusia. Yang jadi masalah, kesadaran akan permasalahan lingkungan ini belum merata di tengah umat manusia. Ini akan lebih jelas lagi kalau melihat tingkat kesadaran masyakat di negara berkembang. Jangankan masyarakat umum, di kalangan pemimpin pun kesadaran masalah lingkungan ini masih belum merata.Di tengah kondisi di atas dimulailah prakarsa-prakarsa pro-lingkungan pada tingkat global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup hangat dan masih akan diberlakukan secara efektif mulai tahun 2007. Isi utama Protokol ini adalah upaya pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu global. Pada tahun 2008-2012 akan diadakan pengukuran sistematis balance pengeluaran dan penyerapan gas-gas ini pada semua negara yang telah menandatangani Protokol ini.
Solusi atau Penyelesaian Mengenai Isu Lingkungna Hidup Saat Ini
1.      Revitalisai Fungsi Hutan
Hutan adalah tempat bagi jutaan spesiae tumbuhan atau hewan.Berjuta tumbuhan tersebut dapat memproduksi oksigen dan menyerap karbon dioksida serta gas-gas lain yang dapat memicu pemanasan global.Gerakan Menanam 1 Miliar pohon dengan motto 1 milliar pohon Indonesia untuk dunia.Melalui program ini kementerian kehutanan juga berupaya unutk sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama yang tinggal di daerah sekitar hutan.Program ini berjalan dengan sukses berkat partisipasi masyarakat yang tinggi. Terbukti dengan penanaman jumlah pohon yang melampaui target yaitu, pada tahun 2010 sebanyak 1,3 miliar pohon dan di tahun 2011 sebanyak 1,5 miliar pohon.
2.      Memperbanyak Ruang terbuka Hijau di Perkotaan
Ruang Terbuka Hijau (RTH), adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.  Salah satu fungsi dari ruang terbuka hijau adalah untuk menunjang pelestarian dan pengamanan lingkungan alam, yaitu sebagai wilayah konservasi atau preservasi alam untuk mengamankan kemungkinan terjadinya erosi dan longsoran pengamanan tepi sungai, pelestarian wilayah resapan air.
3.      Pembanunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB1987. Dengan sistem pembangunan berkelanjutan,kita dapan meminimalisir kerusakan-kerusakan lingkunagan baik skala nasional maupun global.

D.    Perspektif Global Dalam Migrasi Penduduk (Kependudukan)
Masalah penduduk merupakan masalah yang sudah mendunia.Persoalan ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan ketersediaan bahan pangan, lapangan kerja serta pemukiman yang merupakan masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa Indonesia melainkan masalah yang dialami juga oleh Negara-negara di dunia. Perpindahan penduduk, baik dalam emigrasi, imigrasi maupun pengungsian terjadi  dimana-mana di dunia ini. Faktornya bermacam-macam, mulai dari faktor ekonomi, bencana alam, wabah, politik sampai keamanan. Bagi pelakunya mungkin merupakan jalan keluar  dari masalah yang dialaminya, namun bagi kawasan yang didatangi mungkin akan menjadikan suatu masalah, karena mnyangkut tempat penampungan, lapangan kerja, bahan kebutuhan, dan lain-lainnya. Masalah migrasi ini merupakan suatu masalah kepentingan global
Migrasi memiliki dua sisi jika dihubungkan dengan populasi dunia.Pertama, migrasi dapat menjadi penyebab pertumbuhan populasi yang tinggi dan overpopulation. Pertumbuhan populasi suatu negara atau kawasan tidak selalu karena penyebab alami yaitu karena kelahiran, tapi bisa juga disebabkan karena perpindahan penduduk dari negara atau kawasan lain. Misalnya pertumbuhan penduduk Yahudi di wilayah Palestina terjadi karena eksodus orang-orang Yahudi dari seluruh dunia yang akhirnya berakibat pada pendirian negara Israel.Kedua, migrasi dapat menjadi dampak dari adanya overpopulation.Jika suatu negara atau kawasan mengalami overpopulation, maka wajar jika masyarakat ingin pindah ke negara atau kawasan dengan penduduk yang lebih sedikit. Hal ini tentu saja didorong oleh berbagai macam faktor antara lain perbaikan ekonomi, perbaikan tingkat kehidupan, terpaksa (bagi pencari suaka) dan sebagainya (Payne, 2009). Salah satu upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program Keluarga Berencana (KB) dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi kesejahteraan masing-masing keluarga.Program ini selain merupakan upaya pemecahan masalah, pada pelaksanaannya juga masih menjadi permasalahan global.
Kemudian The Club of Rome (1992: 167), juga menyimpulkan bahwa: Jika kecenderungan dalam pertumbuhan penduduk dunia, industrialisasi, polusi, produksi pangan, dan eksploitasi sumber daya alam yang ada saat ini tetap tidak berubah, dunia akan semakin mendekati titik kritisnya dan selama kira-kira seratus tahun lagi akan mencapai tingkat di mana ia tidak mampu lagi menampung pertumbuhan penduduknya. Yang paling mungkin kitahadapi kemudian adalah menurunnya populasi dan kapasitas industri.Pemecahan masalah isu kependudukan ini sudah sudah banyak cara yang ditawarkan diantaranya pengendalian fertilitas dengan penggunaan alat kontrasepsi KB, penundaan perkawinan, bahkan menurut teori malthus memberikan 2 jenis solusi yaitu preventive checks (pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran) dan positive checks (pengurangan penduduk melalui proses kematian).
            Kegiatan antianatalis seakan-akan menjadi program unggulan untuk mengatasi permasalahan ledakan penduduk tersebut, terkhusus negara china menerapkan model yang berbeda dalam penyelesai ini, yaitu mencanangkan sasaran “pertumbuhan penduduk” dalam kebijakan kependu69dukannya melalui beragam cara : mulai dari pemberian imbalan bagi keluarga dengan satu anak, dan sanksi bagi mereka yang tidak sungguh-sungguh menjalankan kebijakan ini, wajib militer bagi para pemuda, penundaan usia kawin, sampai pada komitmen pemimpinnya yang memberi pembenaran pada program ini sebagai bagian dari ajaran sosialisme. (1992 : 168)Berbeda dengan aliran moderat yang berpendapat bahwa solusi atas persoalan pertumbuhan penduduk yang cepat adalah pembangunan nasional : Tingkat kelahiran akan turun dengan sendirinya, bukan melalui intervensi “buatan” semacam kebijakan dan program kependudukan etapi lewat proses “alamiah” yang dihasilkan dari pembangunan ekonomi dan sosial yang sungguh-sungguh. (1992 : 169).

E.     Perspektif Global Dalam Penyakit (Wabah Penyakit)
Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut.Wabah dipelajari dalam epidemiologi. Dalam epidemiologi, epidemi (dari bahasa Yunaniepi- pada + demos rakyat) adalah penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju "ekspektasi" (dugaan), yang didasarkan pada pengalaman mutakhir. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang diduga. Jumlah kasus baru penyakit di dalam suatu populasi dalam periode waktu tertentu disebut incidence rate (bahasa Inggris; "laju timbulnya penyakit"). Dalam peraturan yang berlaku di Indonesia, pengertian wabah dapat dikatakan sama dengan epidemi, yaitu "berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka" (UU 4/1984). Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit), lingkup yang lebih luas ("epidemi") atau bahkan lingkup global (pandemi).Penyakit-yang-umum yang terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi pada suatu populasi disebut sebagai endemik.Contoh penyakit endemik adalah malaria di sebagian Afrika (misalnya, Liberia).Di tempat seperti itu, sebagian besar populasinya diduga terjangkit malaria pada suatu waktu dalam masa hidupnya. Contoh wabah yang cukup dikenal termasuk wabah pes yang terjadi di Eropa pada zaman pertengahan yang dikenal sebagai the Black Death ("kematian hitam"), pandemi influensa besar yang terjadi pada akhir Perang Dunia I, dan epidemi AIDS dewasa ini, yang oleh sekalangan pihak juga dianggap sebagai pandemi.
Penyakit-penyakit yang mungkin dapat menjangkit secara pandemik mencakup di antaranya demam Lassa, demam Rift Valley, virus Marburg, virus Ebola dan Bolivian hemorrhagic fever. Namun, sampai dengan tahun 2004, kemunculan penyakit-penyakit tersebut pada populasi manusia sangatlah virulen sampai-sampai tidak tersisa lagi dan hanya terjadi di daerah geografis terbatas.Dengan demikian, saat ini penyakit-penyakit tersebut berdampak terbatas bagi manusia.HIVvirus penyebab AIDS dapat dianggap sebagai suatu pandemi, namun saat ini paling meluas di Afrika bagian selatan dan timur. Virus tersebut ditemukan terbatas pada sebagian kecil populasi pada negara-negara lain, dan menyebar dengan lambat di negara-negara tersebut. Pandemi yang dikhawatirkan dapat benar-benar berbahaya adalah pandemi yang mirip dengan HIV, yaitu penyakit yang terus-menerus berevolusi.Pada tahun 2003, terdapat kekhawatiran bahwa SARS, suatu bentuk baru pneumonia yang sangat menular, dapat menjadi suatu pandemi.Selain itu, terdapat catatan pandemi influensa tiap 20–40 tahun dengan tingkat keparahan berbeda-beda. Pada Februari 2004, virus flu burung dideteksi pada babi di Vietnam, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan munculnya galur virus baru.
Yang ditakutkan adalah bahwa jika virus flu burung bergabung dengan virus flu manusia (yang terdapat pada babi maupun manusia), subtipe virus baru yang terbentuk akan sangat menular dan mematikan pada manusia. Subtipe virus semacam itu dapat menyebabkan wabah global influensa yang serupa dengan flu Spanyol ataupun pandemi lebih kecil seperti flu Hong Kong. Antara Oktober 2004 dan Februari 2005, sekitar 3.700 perangkat uji yang mengandung virus penyebab Flu Asia 1957 tanpa sengaja terkirim ke seluruh dunia dari sebuah laboratorium di Amerika Serikat. Pada bulan November 2004, direktur WHO daerah barat menyatakan bahwa pandemi influensa tak dapat dihindari dan mendesak dibuatnya rancangan untuk mengatasi virus influensa.Pada bulan Oktober 2005, kasus flu burung (dari galur mematikan H5N1) ditemukan di Turki setelah memakan sejumlah korban jiwa di berbagai negara (termasuk Indonesia) sejak pertama kali diidentifikasi pada tahun 2003. Namun, pada akhir Oktober 2005 hanya 67 orang meninggal akibat H5N1 hal ini tidak serupa dengan pandemi-pandemi influensa yang pernah terjadi

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan.Negara Republik Indonesia sebagai warga dunia, tidak dapat melepaskan diri pengaruhperkembangan di negara lain, khususnya di negara yang telah maju, lebih ironis lagidi negara-negara Adikuasa dalam bidang politik untuk menyejahterakan masyarakat. Kita tidak boleh mengesampingkan dan bersikap acuh tak acuh terhadap permasalahan hutan, karena jika dilihat dari fungsinya ada banyak manfaat yang menyokong kehidupan manusia.Ada sebuah gerakan yang digalakkan untuk menyelamatkan hutan di seluruh dunia (termasuk Indonesia).Adanya kaitan erat antara pertumbuhan penduduk yang cepat dengan sejumlah permasalahan sosial dan lingkungan menjadi persoalan kependudukan penting untuk dibicarakan sebagai sebuah isu global. Beberapa permasalahan kependudukan adalah pencemaran lingkungan, perubahan iklim, pengrusakan hutan, urbanisasi, pengangguran,  keterbatasan pelayanan kesehatan, sakit dan wabah penyakit, dan konflik politik.

B.     Saran
Penulis menyarankan bagi semua pembaca, dalam semua bidang yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat nasional dan internasional kita harus tetap menjaga persatuan dunia dengan cara menjaga dan merawat dunia agar lebih baik lagi. Baik di dalam segi alaam maupun dari segi social bermasyarakat.Kita harus menjaga kebudayaan yang baik, dan membuang jauh-jauh budaya yang buruk.Kita juga harus menjaga lingkungan agar tidak semakin memburuk.Dengan ligkungan yang bersih maka berkuranglah segala macam penyakit yang mengancam kita.Jumlah penduduk yang semakin banyak pun menambah panjang factor penyebab kerusakan lingkungan.Terapkanlah program KB untuk mengurangi masalah kependudukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar