Selasa, 14 Juni 2016

Manusia Sebagai Makhluk Budaya


Hakikat manusia baik sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial. Pada hakikatnya manusia bisa dilihat sebagai makhluk pribadi, sedangkan di sisi lain dipandang sebagai makhluk sosial. Paham individualisme memandang bahwa manusia semata-semata sebagai makhluk pribadi dengan mengesampingkan kodratnya sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan berinteraksi dengan manusia lain  dalam wujud interaksi sosial.  Sebagai makhluk pribadi dan sosial manusia akan menghadapi dilema dalam kerangka pemenuhan kebutuhan antara kepentingan diri dan kepentingan masyarakat.
Manusia sebagai makhluk budaya yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan, dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendaya-gunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia menciptakan kebudayaan.

A.  Memanusiakan Manusia

 Memanusiakan manusia Indonesia merupakan sebuah tugas penting negara yang harus diagendakan dalam rangka menciptakan sebuah masyarakat Indonesia masa depan yang lebih humanis yang didalamnya manusia ditempatkan dalam ruang. Untuk itu diperlukan  sebuah “model masyarakat” dan “model kemanusiaan” yang didalamnya mempunyai sifat-sifat kemanusiaan yg ideal dapat dibangun sehingga dimensi-dimensi kemanusiaan tersebut menemukan ruang tempat hidupnya. Toleransi, solidaritas,  dialog dan komunikasi antar budaya merupakan agenda-agenda bersama yang diharapkan dapat menciptakan generasi masa depan yang lebih toleran, inklusif, damai, aman yang tidak lagi menganggap dirinya sebagai superior dan dominan.

1.      Pengertian Manusia dan Budaya
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sanskerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir berakal budi atau makhluk yang berakal budi. Secara istilah manusia dapat diartikan sebagai sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu organisme hidup (living organisme). Terbentuknya pribadi  seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim   dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertical (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Oleh karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri.
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Definisi budaya dalam pandangan Ahli-ahli antropologi merumuskan definsi budaya sebagai berikut:
1.      Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
2.      Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar.
2.      Memanusiakan Manusia  Melalui Pemahaman Konsep-konsep Dasar Manusia, yaitu:
1. Manusia dan keadilan
Keadilan adalah pengakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. 
2. Manusia dan penderitaan
Penderitaan adalah bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrati, oleh karena itu tergantung pada manusia itu tersendiri untuk berusaha mengurangi penderitaannya semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan penderitaan itu sama sekali.
3. Manusia dan  kasih sayang
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, karangan W.J.S Purwodarminto, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang,, cinta dan suka kepada seseorang. Kasih sayang dialami setiap manusia, karena merupakan bagian dari kehidupan manusia.
Jadi memanusiakan manusia memberi keuntungan bagi diri sendiri maupun orang lain. Bagi diri sendiri akan menunjukkan harga diri dan nilai luhur pribadinya sebagai manusia. Sedangkan bagi orang lain akan memberikan rasa percaya, rasa hormat, kedamaian, dan kesejahteraan hidup.

B.     Hakikat Manusia sebagai Makhluk Budaya
1.      Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
2.      Pengertian Budaya
            Budaya adalah bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah. 

3.      Tingkatan Makhluk Hidup:
1.      Alam memiliki sifat wujud.
2.      Tumbuhan memiliki sifat wujud dan hidup.
3.      Binatang memiliki wujud, hidup dan dibekali nafsu.
4.      Manusia memiki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu dan akal budi.
  
5.      Tingkatan kebutuhan manusia menurut A. Maslow:
1)      Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
2)      Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (safety dan security needs)
3)      Kebutuhan sosial (social needs)
4)      Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)
5)      Kebutuhan akan aktualisasi diri  (self actualization)
Dengan akal budi manusia mampu menciptakan kebudayaannya yang pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya dengan alam maupun manusia lainnya. Manusia  adalah makhluk yang berbudaya dan manusia adalah pencipta kebudayaan.

C. Apresiasi Terhadap Kemanusiaan dan Kebudayaan

Tiga wujud kebudayaan menurut JJ Hoeningham yaitu:
1. Gagasan (wujud ideal)
Gagasan atau wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan yang bersifat abstrak, tidak dapat diraba atau disentuh.
2. Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Aktivitas sering juga disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut  pola-pola adat tata kelakuan.
1.      Artefak (Karya)
Artefak (Karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret dari tiga wujud kebudayaan.

Unsur-unsur kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1. Sistem Religi.
2. Sistem Organisasi Masyarakat
3. Sitem Pengetahuan
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar