Hakikat manusia baik sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial. Pada
hakikatnya manusia bisa dilihat sebagai makhluk pribadi, sedangkan di sisi lain
dipandang sebagai makhluk sosial. Paham individualisme memandang bahwa manusia
semata-semata sebagai makhluk pribadi dengan mengesampingkan kodratnya sebagai
makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan berinteraksi dengan manusia
lain dalam wujud interaksi sosial. Sebagai makhluk pribadi dan sosial manusia
akan menghadapi dilema dalam kerangka pemenuhan kebutuhan antara kepentingan
diri dan kepentingan masyarakat.
Manusia sebagai makhluk budaya yang berkemampuan
menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan, dan bertanggung jawab. Sebagai
makhluk berbudaya, manusia mendaya-gunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan
hidupnya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia menciptakan kebudayaan.
A. Memanusiakan Manusia
Memanusiakan manusia Indonesia
merupakan sebuah tugas penting negara yang harus diagendakan dalam rangka
menciptakan sebuah masyarakat Indonesia masa depan yang lebih humanis yang
didalamnya manusia ditempatkan dalam ruang. Untuk itu diperlukan sebuah “model masyarakat” dan “model
kemanusiaan” yang didalamnya mempunyai sifat-sifat kemanusiaan yg ideal dapat
dibangun sehingga dimensi-dimensi kemanusiaan tersebut menemukan ruang tempat
hidupnya. Toleransi, solidaritas, dialog
dan komunikasi antar budaya merupakan agenda-agenda bersama yang diharapkan
dapat menciptakan generasi masa depan yang lebih toleran, inklusif, damai, aman
yang tidak lagi menganggap dirinya sebagai superior dan dominan.
1. Pengertian Manusia dan Budaya
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sanskerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir berakal budi atau makhluk yang berakal budi. Secara istilah manusia
dapat diartikan sebagai sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan
lingkungan, manusia merupakan suatu organisme hidup (living organisme).
Terbentuknya pribadi seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari
satu lingkungan, baik lingkungan vertical (genetika, tradisi),
horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Oleh karena
itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri.
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata
budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya
dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta
budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya
atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur.
Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera.
Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah
(bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai
segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Definisi budaya dalam
pandangan Ahli-ahli antropologi merumuskan definsi budaya sebagai berikut:
1.
Linton: 1940,
mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola
perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota
suatu masyarakat tertentu.
2.
Kluckhohn dan Kelly:
1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang tercipta
secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang
ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.
Berdasarkan definisi
para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal
terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan
manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan
belajar.
2. Memanusiakan
Manusia Melalui Pemahaman Konsep-konsep
Dasar Manusia, yaitu:
1. Manusia dan keadilan
Keadilan adalah
pengakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Menurut pendapat yang lebih
umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang
antara hak dan kewajiban.
2. Manusia
dan penderitaan
Penderitaan adalah bagian dari
kehidupan manusia yang bersifat kodrati, oleh karena itu tergantung pada
manusia itu tersendiri untuk berusaha mengurangi penderitaannya semaksimal
mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan penderitaan itu sama sekali.
3. Manusia
dan kasih sayang
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
karangan W.J.S Purwodarminto, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang,,
cinta dan suka kepada seseorang. Kasih sayang dialami setiap manusia, karena
merupakan bagian dari kehidupan manusia.
Jadi memanusiakan manusia memberi keuntungan bagi diri sendiri maupun orang
lain. Bagi diri sendiri akan menunjukkan harga diri dan nilai luhur pribadinya
sebagai manusia. Sedangkan bagi orang lain akan memberikan rasa percaya, rasa
hormat, kedamaian, dan kesejahteraan hidup.
1. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens”
(Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu.
2. Pengertian Budaya
Budaya adalah bentuk majemuk kata
budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah
yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Bahasa Belanda di
istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture.
Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah,
mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah.
3. Tingkatan Makhluk Hidup:
1. Alam memiliki sifat wujud.
2. Tumbuhan memiliki sifat wujud dan hidup.
3. Binatang memiliki wujud, hidup dan
dibekali nafsu.
4. Manusia memiki sifat wujud, hidup,
dibekali nafsu dan akal budi.
5. Tingkatan kebutuhan manusia menurut A.
Maslow:
1)
Kebutuhan fisiologis (physiological
needs)
2)
Kebutuhan akan rasa aman dan
perlindungan (safety dan security needs)
3)
Kebutuhan sosial (social needs)
4)
Kebutuhan akan penghargaan (esteem
needs)
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self
actualization)
Dengan akal budi manusia
mampu menciptakan kebudayaannya yang pada dasarnya adalah hasil akal budi
manusia dalam interaksinya dengan alam maupun manusia lainnya. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan manusia
adalah pencipta kebudayaan.
C. Apresiasi Terhadap Kemanusiaan dan Kebudayaan
Tiga wujud kebudayaan menurut JJ Hoeningham yaitu:
1. Gagasan (wujud ideal)
Gagasan atau wujud ideal kebudayaan
adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, dan peraturan yang bersifat abstrak, tidak dapat diraba atau
disentuh.
2. Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Aktivitas sering
juga disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan
manusia lainnya menurut pola-pola adat
tata kelakuan.
1. Artefak (Karya)
Artefak (Karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyakat berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret dari tiga wujud kebudayaan.
Unsur-unsur kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh
unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh
unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1. Sistem
Religi.
2. Sistem Organisasi Masyarakat
3. Sitem Pengetahuan
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem –
Sistem Ekonomi
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
6. Bahasa
7. Kesenian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar