Selasa, 14 Juni 2016

Keberagaman dan Pendidikan Multikultural

Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat.Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri.Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.
Pendidikan multikultural melahirkan suatu pedagogik baru serta pandangan baru mengenai praksis pendidikan yang memberikan kesempatan serta penghargaan yang sama terhadap semua anak tanpa membedakan asal usul serta agamanya. Studi tentang pengaruh budaya dalam kehidupan manusia menjadi sangat signifikan. Studi kultural membahas secara luas dan kritis mengenai arti budaya dalam kehidupan manusia. 
  Daftar Isi

Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
B.       Rumusan Masalah
C.       Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi Keberagaman atau Masyarakat Muktikultural
B.     Globalisasi dan Budaya
C.     Perubahan Budaya dalam Globalisasi
D.    Penyebab dan Bentuk Masyarakat Multikultural
E.     Dampak Multikultural Indonesia
F.      Pendidikan Multikultural di Indonesia
G.    Pendidikan Multikultural di Australia
H.    Pendidikan Multikultural di Inggris

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
B.     Saran

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Multikulturalisme adalah pemahaman atas adanya unsur-unsur yang berbedadalam suatu konsep sehingga penekanan makna multikulturalisme terletak adanya yang mengakui perbedaan dalam kesederajatan, baik secara individu maupunsecara kompleks. Multikulturalisme sendiri dimaknai sebagai hadirnya sejumlah masayarakat dan kebudayaan serta berdampingan, dimana antara mereka saling terjalin suatu interaksi dan dalam interaksi tersebut dikembangkan suatu pemahaman satu sama lain untuk dapat saling menghargai, bertoleransi, rukun dan menghormati. Multikulturalisme memposisikan manusia, masyarakat dan kebudayaan ada dalam kesejajaran dan kehormatan yang sama dan seimbang, maka keberadaban terletak pada kesanggupan untuk berpandangan, bersikap, dan bertindak atas nama kemuliaan bersama.
B.     Rumusan Masalah
Terdapat rumusan masalah dalam makalah ini, yakni :
1.      Kapan globalisasi mulai dirasakan oleh masyarakat luas?
2.      Seperti apa perubahan budaya dalam globalisasi?
3.      Apa saja penyebab masyarakat multicultural?

C.    Tujuan Penulisan
Terdapat tujuan dalam penulisan makalah ini, yakni :
1.      Mengetahui tentang kebudayaan dan masyarakat multicultural.
2.      Mengetahui tentang perubahan budaya dalam globalisasi.
3.      Mengetahui penyebab terbentuknya masyarakat multicultural.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Keberagaman atau Masyarakat Muktikultural
Menurut para ahli defini keberagaman atau masyarakat multikultural adalah sebagai berikut :
1.      Furnivall
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik.
2.      Clifford Gertz
Masyarakat multikultural adalah merupakan masyarakat yang terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan primordial.
3.      Nasikun
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konfliksosial.
Jadi, berdasarkan definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beragam budaya yang bersifat diverse serta sering terjadi konflik.

B.     Globalisasi dan Budaya
Globalisasi yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa.Salah satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan.Terkait dengan kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.Menurut Koentjaraningrat kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujud yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan, dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita.Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan sub sistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya.Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi.
Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasidan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalahyang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik,ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian. Globalisasi sebagai sebuah proses ditandaidengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.
Menurut Simon Kemoni (Sosiolog Kenya) mengatakan bahwa dalam proses globalisasi, negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing. Dalam globalisasi, berbagai bangsa harus mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman. Terkait dengan seni dan budaya, seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiong’o menyebutkan bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah sedang melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya nasionalnya.Penulis Kenyaini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai bangsa, yang dahulu dipaksakan melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang lebih luas dengannama globalisasi.

C.    Perubahan Budaya Dalam Globalisasi
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas- batas budaya setiap bangsa.Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan lain-lain melalui stasiun televisi di tanah air.
Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yanglebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan keseniantradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesiadari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya.
Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya lajuteknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakatluas.Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka.Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya.

D.    Penyebab dan Bentuk Masyarakat Multikultural
Masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang multikultural. Penyebab dari munculnya masyarakat multikultural tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor geografis, faktor ini sangat mempengaruhi apa dan bagaimana kebiasaan suatu masyarakat. Maka dalam suatu daera yang memiliki kondisi geografis yang berbeda maka akan terdapat perbedaan dalam masyarakat( multikultural).
2.  Pengaruh budaya asing, mengapa budaya asing menjadi penyebab terjadinya multikultural, karena masyarakat yang sudah mengetahui budaya-budaya asing kemungkinan akan terpengaruh mind set mereka.
3. Kondisi iklim yang berbeda, maksudnya hampir sama denga perbedaan letak geografis suatu daerah.
            Sedangkan bentuk masyarakat multikulturalisme adalah sebagai berikut:
1. Interseksi
A. Konsep
Interseksi merupakan suatu titik potong atau pertemuan.Dalam sosiologi, interseksi dikenal sebagai suatu golongan etnik yang majemuk.
B. Definisi
Dalam Sosiologi, interseksi adalah persilangan atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi. Baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk.Suatu interseksi terbentuk melalui interaksi sosial atau pergaulan yang intensif dari anggota-anggotanya melalui sarana pergaulan dalam kebudayaan manusia, antara lain bahasa, kesenian, sarana transportasi, pasar, sekolah.Jadi, yang dimaksud dengan interseksi adalah suatu masyarakat yang terdiri dari banyak suku,budaya,agama, dan lain-lain yang berbaur menjadi satu kesatuan di dalam komunitas tertentu.
2. Konsolodasi
A. Konsep
Suatu proses penguatan pemikiran atas kepercayaan yang telah diyakini agar kepercayaan akan sesuatu yang diyakini semakin kuat. Yang mana hal ini dilakukan oleh orang yang lebih mengerti akan kepercayaan yang dianut.
B.  Definisi
Konsolidasi adalah suatu proses penguatan yang dilakukan untuk memberikan tambahan keimanan atas apa yang telah seseorang yakini, yang biasanya dilakukan oleh orang yang sudah mencapai tingkatan tertenatu. Jadi, yang dimaksud dengan konsolidasi adalah suatu penguatan atas apa yang telah melekat pada dirinya.
3. Primordialisme
A. Konsep
Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.
B.  Definisi
Primordialisme berasal dari kata bahasa latin primus yang artinya pertama dan ordiri yang artinya tenunan atau ikatan. Ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya melalui sosialisasi akan berperan dalam membentuk sikap primordial. Di satu sisi, sikap primordial memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya.Jadi, suatu primordialisme adalah suatu kepercayaan yang sudah mendarah daging. Maka setiap orang yang memiliki primordial pasti dia akan sulit menerima paham lain selain paham yang telah mendarah daging dalam dirinya.
4. Etnosentrisme
A. Konsep
Etnosentris sangat erat hubungannya dengan apa yang disebut in group feeling (keikut sertaan dalam kelompok) tinggi. Biasanya dalam suatu kelompok sosial sering kita melihat perang antar desa, perang antar suku ataupun perang dalam agama dan sebagainya.Tapi entosentris lebih kepada anggapan suatu kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul.
B. Definisi
Dari definisi di atas kita dapat memahami bahwa dalam suatu masyarakat majemuk terdapat suatu kelompok yang beranggapan bahwa kelompoknyalah yang paling unggul dari kelompok-kelompok sosial lain. Jadi, yang dimaksud dengan etnosentris adalah suatu anggapan dari kelompok social.
5. Politik Aliran
A.Konsep
Politik aliran adalah suatu kelompok masyarakat yang tergabung dalam ormas-ormas yang memiliki suatu pemersatu berupa partai politik dalam suatu negara, sehingga ormas tersebut dikatakan penganut partai yang memang dijadikan pemersatu dalam negara.
B. Definisi
Politik Aliran adalah suatu organisasi masyarakat yang memiliki dekengan (jawa) untuk memelihara dan menyejahterakan anggotanya.Contoh : Hahdhotul Ulama memiliki dukungan berupa Partai Kebangkitan Bangsa(PKB), Muhammadiyyah memiliki dekengan berupa Partai Amanat Nasional(PAN), dll.Jadi, jelas bahwa politik aliran adalah suatu partai politik yang memiliki suatu dukungan dari suatu organisasi masyarakat sebagai pembangun kekuatan dalam pemilihan umum.

E.     Dampak Multikultural Indonesia
Kenyataan bahwa kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beraneka ragam.Hal itu dapat menimbulkan beberapa dampak positif dan negatif pada perubahan kebudayaan dan kehidupan masyarakat. Dampak positif itu diantaranya :
1. Keanekaragaman memberikan ruang bagi masyarakat untuk terbuka dalam menjalin hubungan sosial maupun berbudaya.
2. Memberkan ikatan dan hubungan antar sesama.
Dapat saling berbagi bersahabat dan menghargai antar setiap budaya, tanpa adanya batasan-batasan karena sebuah perbedaan.
Disamping itu keanekaragaman budaya ini memiliki pengaruh negatif, diantaranya :
1.Rentan terhadap Konflik. Perbedaan nilai-nilai budaya dan norma dasar akan sulit disesuaikan antara masing-masing agama, akan selalu bertentangan dan ini akan memudahkan munculnya sebuah konflik.
2.Munculnya sikap etnosentrisme, yaitu sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masayarakat dan kebudayaan lain.
3.Munculnya sikap fanatisme dan ekstrim. Fanatisme atau fanatik adalah suatu keyakinan yang kuat terhadap agama, kebuadayan, kelompok, dll.Ekstrim adalah sangat kuat, keras yang solidaritas terhadap persamaan atau kelompoknya sendiri.

F.     Pendidikan Multikultural di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks.Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu. Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat.Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri.Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.
Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena:
1. Letak geografis indonesia
2. Perkawinan campur
3. Iklim.
Multikultural di Indonesia bersifat normatif.Multikulural normatif adalah petunjuk tentang berbagai kepentingan yang membimbing pada pengakuan yang lebih tinggi mengenai kebangsaan dan identitas kelompok yang berbeda di dalam masyarakat.Multikultural normatif di Indonesia pertama kali diamanatkan dalam UUD 1945.Ketentuan di dalam UU menyatakan bahwa rakyat dan bangsa Indonesia mencakupi berbagai kelompok etnis.Mereka telah berbagi komitmen dalam membangun bangsa Indonesia.Di dalam pendidikan multikultural terletak tanggung jawab besar untuk pendidikan nasional. Tanpa pendidikan yang difokuskan pada pengembangan perspektif multikultural dalam kehidupan adalah tidak mungkin untuk menciptakan keberadaan aneka ragam budaya di masa depan dalam masyarakat Indonesia. Multikultural hanya dapat disikapi melalui pendidikan nasional.
G.    Pendidikan Multikultural di Australia
Australia tidak dapat menahan masuknya orang Asia sehingga dia tidak dapat menutup ekonominya bagi bangsa-bangsa Asia dan Pasifik, karena imigran dari kedua benua itu masuk dengan jumlah dan waktu yang sangat cepat.Akibatnya, Australia mengubah kebijakannya dari White Australia Policy ke multicultural policy.Dampak dari perubahan kebijakan itu membuat orang Aborigin meningkatkan kepercayaan dirinya.Aborigin, penduduk asli Australia berasal dari benua Asia.Menyusul imigran dari Eropa yang sebagian merupakan orang hukuman dibawa oleh kapten Arthur Philip.Pada mulanya imigran pertama yang memasuki Australia berasal dari para narapidana serta pembangkang politik Irlandia, kemudian berdatangan orang Jerman yang terusir dari negerinya karena masalah agama.Menyusul orang India dan Cina sebagai pekerja kasar.Pelaksanaan Pendidikan Multikultural dapat dibedakan tiga fase perkembangan yaitu dari politik pasif ke arah asimilasi aktif (1945-1972), pendidikan untuk kaum migran bersifat pasif.Artinya anak kaum imigran menyesuaikan diri dengan sistem pendidikan yang ada.Karena ada kesulitan dalam penggunaan bahasa Inggris bagi anak imigran diberikanlah bantuan laboratorium bahasa.
Hingga tahun 1970-an kurikulum masih terpusat hingga menyulitkan di dalam menyesuaikan dengan kebutuhan multietnis Australia. Kedua, dari pendidikan imigran ke Pendidikan Multikultural (1972-1986) semua propinsi diAustralia telah mengadopsi kebijakan Pendidikan Multikultural. Kebijakan tersebut adalah sebagai berikut: “ Di dalam masyarakat multi budaya, masing-masing orang memiliki hak atas integritas budaya; memiliki citra diri yang positif (a positif self image), dan untuk pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan. Masing-masing orang tidak hanya harus menyatakan perasaan yang positif terhadap warisan budayanya sendiri tetapi juga harus mengalami seperti perasaan terhadap warisan budaya orang lain.”
H.    Pendidikan Multikultural di Inggris
Pendidikan Multikultural di Inggris terkait dengan perkembangan revolusi industri pada tahun 1650-an. Pada awalnya Inggris terkenal sebagai masyarakat yang monokultur dan baru sesudah PD II menjadi multikultur ketika kedatangan tenaga kerja untuk pembangunan dari kepulauan Karibia dan India.Meskipun oleh pemerintah Inggris telah berusaha memperbaiki taraf kehidupan kelompok kulit berwarna ini, ternyata di dalam masyarakat terlihat adanya pembedaan-pembedaan di dalam perumahan, tenaga kerja, dan pendidikan.Sekalipun demikian kaum wanita tidak diizinkan untuk memberikan suara, dan sebagian besar mempunyai akses terbatas pada pendidikan.  Pada tahun 1792, seorang penulis Inggris bernama Mary Wollstonecraft menerbitkan A Vindication of the Rights of Woman, mengemukakan keyakinannya dalam persamaan hak untuk pria dan wanita.Ide ini mendapat dukungan kuat selama tahun 1800-an, dan banyak wanita yang mulai melakukan kampanye menuntut reformasi.
Pada tahun 1968 didirikan Select Community on Race Relations and Immigration (SCRRI) yang bertugas meninjau kebijakan imigrasi.Kesempatan ini digunakan oleh kaum imigran terutama dari Hindia Barat dan Asia untuk mengetengahkan permasalahannya. Pada tahun 1973 laporan SCRRI berkontribusi terhadap pendidikan kolompok imigran:
1.      Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua
2.      Penggantian istilah imigran dengan masyarakat multirasial (multiracal society)
  1. Menuntut pendidikan yang lebih baik
  2. Meminta untuk memenuhi tuntutan National Union of Teachers (NUT) akan adanya pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat multi rasial.
  3. Merumuskan bahwa pengertian seperti integrasi, asimilasi, pluralisme dapat digunakan untuk menggambarkan hal yang sama. (Tilaar, 2004).
Pada tahun 1981 terjadi perubahan yang signifikan dengan terbitnya British Nationality Act yang menghendaki agar Pendidikan Multikultural bukan hanya terlihat di bidang pendidikan namun juga forum-forum pendidikan masyarakat seperti jaringan televise BBC. Pada tahun 1988 diundangkan Education Reform Act (ERA) yang mengandung dua arti, yaitu paham neoliberalisme yang percaya pada kekuatan pasar, dan neokonservatisme yang memberi kekuatan besar pada kontrol pusat. Paham neoliberalisme memberi kekuasaan yang lebih besar pada masing-masing sekolah untuk mengurus dirinya sendiri demikian juga kepada pemerintah lokal.Pandangan neokonservatisme mempertahankan kurikulum yang terpusat dan mempertahankan pendidikan agama yang bersifat Kristiani.Namun pelaksanaan kebijakan ini memungkinkan terjadinya diskriminasi.Penyerahan pendidikan pada kekuatan pasar berarti memperkecil kesempatan bagi kelompok kulit berwarna untuk mendapat pendidikan yang layak.Kelompok kulit berwarna tidak kompetitif dengan budaya dominan yang menguasai sumber pendidikan.Demikian juga dalam penulisan sejarah Inggris raya yang kurang menguntungkan kelompok minoritas.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beragam budaya yang bersifat diverse serta sering terjadi konflik.Faktor yang menyebabkan keberagaman budaya ini adalah faktor geografis, pengaruh budaya asing dan kondisi iklim yang berbeda. Ini juga akan mempengaruhi karakteristik diri seseorang. Perbedaan karakteristik diri yang bawaannya sesuai dengan budayanya masing-masing akan memudahkan konflik terjadi antar individu yang berbeda.Pendapat para ahli tentang masyarakat multicultural atau keberagaman masyarakat.Selain factor penyebab, terdapat pula keterkaitan antara globalisasi dan kebudayaan.Dampak dan pendidikan multicultural di negera-negara seperti Indonesia, Australia dan Inggris pun menjadi bahan materi dalam makalah ini.

2.      Saran
Penulis menyarankan pengetahuan atau sosialisasi tentang makna sebuah bangsa yang besar.Maksudnya adalah memberikan pengetahuan tentang persatuan, saling menghargai sesama supaya Negara kita memang benar-benar menjadi sebuah Negara yang sesuai dicita-citakan oleh pendahulu kita.Untuk setiap Individu (masing-masing budaya) timbulkanlah rasa kemanusiaan dalam diri ini, sikap terbuka akan budaya yang masuk tetapi jangan lupa filter dulu, karena tidak semua budaya itu membawa dampak positif.Jangan pernah membangga-banggakan darimana kita berasal, karena kita ini adalah makhluk sosial, artinya kitapun membutuhkan bantuan dari budaya lain, kita tidak bisa hidup tentram dengan hasil budaya sendiri.Semua masyarakat harus bisa menciptakan kenyamanan dalam berbudaya tanpa diskriminasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar