Pada
dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari
kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.Menurut
kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut
dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat.Dari masyarakat
tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri.Tentu
saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka
ragam.
Pendidikan
multikultural melahirkan suatu pedagogik baru serta pandangan baru
mengenai praksis pendidikan yang memberikan kesempatan serta penghargaan
yang sama terhadap semua anak tanpa membedakan asal usul serta agamanya.
Studi tentang pengaruh budaya dalam kehidupan manusia menjadi sangat
signifikan. Studi kultural membahas secara luas dan kritis mengenai arti
budaya dalam kehidupan manusia.
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
A. Definisi Keberagaman atau Masyarakat
Muktikultural
B. Globalisasi
dan Budaya
C.
Perubahan
Budaya dalam Globalisasi
D.
Penyebab
dan Bentuk Masyarakat Multikultural
E. Dampak Multikultural Indonesia
F. Pendidikan
Multikultural di Indonesia
G.
Pendidikan Multikultural di Australia
H.
Pendidikan Multikultural di Inggris
BAB
III KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Multikulturalisme adalah pemahaman
atas adanya unsur-unsur yang berbedadalam suatu konsep sehingga penekanan makna
multikulturalisme terletak adanya yang mengakui perbedaan dalam kesederajatan,
baik secara individu maupunsecara kompleks. Multikulturalisme sendiri dimaknai
sebagai hadirnya sejumlah masayarakat dan kebudayaan serta berdampingan, dimana
antara mereka saling terjalin suatu interaksi dan dalam interaksi tersebut
dikembangkan suatu pemahaman satu sama lain untuk dapat saling menghargai,
bertoleransi, rukun dan menghormati. Multikulturalisme memposisikan manusia, masyarakat
dan kebudayaan ada dalam kesejajaran dan kehormatan yang sama dan seimbang,
maka keberadaban terletak pada kesanggupan untuk berpandangan, bersikap, dan
bertindak atas nama kemuliaan bersama.
B.
Rumusan
Masalah
Terdapat
rumusan masalah dalam makalah ini, yakni :
1. Kapan
globalisasi mulai dirasakan oleh masyarakat luas?
2. Seperti
apa perubahan budaya dalam globalisasi?
3. Apa
saja penyebab masyarakat multicultural?
C.
Tujuan
Penulisan
Terdapat
tujuan dalam penulisan makalah ini, yakni :
1. Mengetahui
tentang kebudayaan dan masyarakat multicultural.
2. Mengetahui
tentang perubahan budaya dalam globalisasi.
3. Mengetahui
penyebab terbentuknya masyarakat multicultural.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Keberagaman atau Masyarakat Muktikultural
Menurut para ahli defini keberagaman atau masyarakat
multikultural adalah sebagai berikut :
1.
Furnivall
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang
terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada
pembauran satu sama lain di dalam suatu satu kesatuan politik.
2. Clifford Gertz
Masyarakat multikultural adalah merupakan masyarakat yang
terbagi dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing
sub sistem terkait oleh ikatan-ikatan primordial.
3. Nasikun
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat bersifat
majemuk sejauh masyarakat tersebut secara setruktur memiliki sub-subkebudayaan
yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang
disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari
satu-kesatuan sosial, serta seringnya muncul konflik-konfliksosial.
Jadi, berdasarkan definisi di atas dapat kita simpulkan
bahwa multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beragam budaya
yang bersifat diverse serta sering terjadi konflik.
B.
Globalisasi
dan Budaya
Globalisasi yang sudah mulai terasa
sejak akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia termasuk bangsa
Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap
seluruh aspek kehidupan bangsa.Salah satu aspek yang terpengaruh adalah
kebudayaan.Terkait dengan kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang
dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat
terhadap berbagai hal.Menurut Koentjaraningrat kebudayaan juga dapat
didefinisikan sebagai wujud yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil
kelakuan, dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita.Sebagai
salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang
merupakan sub sistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan
merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam,
termasuk keseniannya.Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa
Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi.
Globalisasi dalam kebudayaan dapat
berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan
kemudahan dalam memperoleh akses komunikasidan berita namun hal ini justru
menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalahyang paling krusial atau
penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan
dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti
Indonesia. Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu
khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti
politik,ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian. Globalisasi sebagai sebuah
proses ditandaidengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga mampu mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan transportasi
internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.Kebudayaan
setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia
sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.
Menurut Simon Kemoni (Sosiolog
Kenya) mengatakan bahwa dalam proses globalisasi, negara-negara harus
memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar
tidak dieliminasi oleh budaya asing. Dalam globalisasi, berbagai bangsa harus
mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman. Terkait
dengan seni dan budaya, seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiong’o
menyebutkan bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah sedang
melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk
menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa tersebut
kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya nasionalnya.Penulis Kenyaini
meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai bangsa, yang dahulu
dipaksakan melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang lebih luas
dengannama globalisasi.
C. Perubahan
Budaya Dalam Globalisasi
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat
tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang
lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai
dan norma social merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu
pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar.Komunikasi dan
sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas- batas budaya
setiap bangsa.Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi
dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.
Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat
masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari
kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju
seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan lain-lain melalui stasiun televisi
di tanah air.
Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa
negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam
globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti
itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal
kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional
yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi informasi
yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif
tawaran hiburan dan informasi yanglebih beragam, yang mungkin lebih menarik
jika dibandingkan dengan keseniantradisional kita. Dengan parabola masyarakat
bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal
dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin
tersisihnya kesenian tradisional Indonesiadari kehidupan masyarakat Indonesia
yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja
bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun
istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian.
Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi
dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun
mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian
yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya.
Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional
kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan
eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas
proses modernisasi. Pesatnya lajuteknologi informasi atau teknologi komunikasi
telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif
pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakatluas.Akibatnya masyarakat
tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang
sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka.Misalnya saja kesenian tradisional
wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini
tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya.
D. Penyebab
dan Bentuk Masyarakat Multikultural
Masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang
multikultural. Penyebab dari munculnya masyarakat multikultural tersebut adalah
sebagai berikut :
1.
Faktor geografis, faktor ini sangat mempengaruhi apa dan bagaimana kebiasaan
suatu masyarakat. Maka dalam suatu daera yang memiliki kondisi geografis yang
berbeda maka akan terdapat perbedaan dalam masyarakat( multikultural).
2.
Pengaruh budaya asing, mengapa budaya asing menjadi penyebab terjadinya
multikultural, karena masyarakat yang sudah mengetahui budaya-budaya asing
kemungkinan akan terpengaruh mind set mereka.
3.
Kondisi iklim yang berbeda, maksudnya hampir sama denga perbedaan letak
geografis suatu daerah.
Sedangkan bentuk masyarakat
multikulturalisme adalah sebagai berikut:
1.
Interseksi
A.
Konsep
Interseksi merupakan suatu titik potong atau pertemuan.Dalam
sosiologi, interseksi dikenal sebagai suatu golongan etnik yang majemuk.
B.
Definisi
Dalam Sosiologi, interseksi adalah persilangan atau
pertemuan keanggotaan suatu kelompok sosial dari berbagai seksi. Baik berupa
suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat
majemuk.Suatu interseksi terbentuk melalui interaksi sosial atau pergaulan yang
intensif dari anggota-anggotanya melalui sarana pergaulan dalam kebudayaan
manusia, antara lain bahasa, kesenian, sarana transportasi, pasar,
sekolah.Jadi, yang dimaksud dengan interseksi adalah suatu masyarakat yang
terdiri dari banyak suku,budaya,agama, dan lain-lain yang berbaur menjadi satu
kesatuan di dalam komunitas tertentu.
2.
Konsolodasi
A.
Konsep
Suatu proses penguatan pemikiran atas kepercayaan yang telah
diyakini agar kepercayaan akan sesuatu yang diyakini semakin kuat. Yang mana
hal ini dilakukan oleh orang yang lebih mengerti akan kepercayaan yang dianut.
B. Definisi
Konsolidasi adalah suatu proses penguatan yang dilakukan
untuk memberikan tambahan keimanan atas apa yang telah seseorang yakini, yang
biasanya dilakukan oleh orang yang sudah mencapai tingkatan tertenatu. Jadi,
yang dimaksud dengan konsolidasi adalah suatu penguatan atas apa yang telah
melekat pada dirinya.
3.
Primordialisme
A.
Konsep
Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang
memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi,
adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan
pertamanya.
B. Definisi
Primordialisme berasal dari kata bahasa latin primus yang
artinya pertama dan ordiri yang artinya tenunan atau ikatan. Ikatan seseorang
pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya melalui
sosialisasi akan berperan dalam membentuk sikap primordial. Di satu sisi, sikap
primordial memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya.Jadi, suatu
primordialisme adalah suatu kepercayaan yang sudah mendarah daging. Maka setiap
orang yang memiliki primordial pasti dia akan sulit menerima paham lain selain
paham yang telah mendarah daging dalam dirinya.
4.
Etnosentrisme
A.
Konsep
Etnosentris sangat erat hubungannya dengan apa yang disebut
in group feeling (keikut sertaan dalam kelompok) tinggi. Biasanya dalam suatu
kelompok sosial sering kita melihat perang antar desa, perang antar suku
ataupun perang dalam agama dan sebagainya.Tapi entosentris lebih kepada
anggapan suatu kelompok sosial bahwa kelompoknyalah yang paling unggul.
B.
Definisi
Dari definisi di atas kita dapat memahami bahwa dalam suatu
masyarakat majemuk terdapat suatu kelompok yang beranggapan bahwa
kelompoknyalah yang paling unggul dari kelompok-kelompok sosial lain. Jadi,
yang dimaksud dengan etnosentris adalah suatu anggapan dari kelompok social.
5.
Politik Aliran
A.Konsep
Politik aliran adalah suatu kelompok masyarakat yang
tergabung dalam ormas-ormas yang memiliki suatu pemersatu berupa partai politik
dalam suatu negara, sehingga ormas tersebut dikatakan penganut partai yang
memang dijadikan pemersatu dalam negara.
B.
Definisi
Politik Aliran adalah suatu organisasi masyarakat yang
memiliki dekengan (jawa) untuk memelihara dan menyejahterakan anggotanya.Contoh
: Hahdhotul Ulama memiliki dukungan berupa Partai Kebangkitan Bangsa(PKB),
Muhammadiyyah memiliki dekengan berupa Partai Amanat Nasional(PAN), dll.Jadi,
jelas bahwa politik aliran adalah suatu partai politik yang memiliki suatu
dukungan dari suatu organisasi masyarakat sebagai pembangun kekuatan dalam
pemilihan umum.
E.
Dampak Multikultural Indonesia
Kenyataan bahwa kebudayaan yang
terdapat antara umat manusia sangat beraneka ragam.Hal itu dapat menimbulkan
beberapa dampak positif dan negatif pada perubahan kebudayaan dan kehidupan
masyarakat. Dampak positif itu diantaranya :
1. Keanekaragaman memberikan ruang bagi masyarakat untuk
terbuka dalam menjalin hubungan sosial maupun berbudaya.
2. Memberkan ikatan dan hubungan antar sesama.
Dapat saling berbagi bersahabat dan menghargai antar setiap
budaya, tanpa adanya batasan-batasan karena sebuah perbedaan.
Disamping itu keanekaragaman budaya
ini memiliki pengaruh negatif, diantaranya :
1.Rentan terhadap Konflik. Perbedaan nilai-nilai budaya dan
norma dasar akan sulit disesuaikan antara masing-masing agama, akan selalu
bertentangan dan ini akan memudahkan munculnya sebuah konflik.
2.Munculnya sikap etnosentrisme, yaitu sikap atau pandangan
yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai
dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masayarakat dan kebudayaan lain.
3.Munculnya sikap fanatisme dan ekstrim.
Fanatisme atau fanatik adalah suatu keyakinan yang kuat terhadap agama,
kebuadayan, kelompok, dll.Ekstrim adalah sangat kuat, keras yang solidaritas
terhadap persamaan atau kelompoknya sendiri.
F.
Pendidikan
Multikultural di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks.Masyarakat dengan
berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat
multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang
telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan
dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan
batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan
dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman
yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.
Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat
dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan
luas.Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap
pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu
masyarakat.Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai
masyarakat itu sendiri.Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan
yang sangat banyak dan beraneka ragam.
Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena:
1. Letak geografis indonesia
2. Perkawinan campur
3. Iklim.
Multikultural di Indonesia bersifat
normatif.Multikulural normatif adalah petunjuk tentang berbagai kepentingan
yang membimbing pada pengakuan yang lebih tinggi mengenai kebangsaan dan
identitas kelompok yang berbeda di dalam masyarakat.Multikultural normatif di
Indonesia pertama kali diamanatkan dalam UUD 1945.Ketentuan di dalam UU
menyatakan bahwa rakyat dan bangsa Indonesia mencakupi berbagai kelompok
etnis.Mereka telah berbagi komitmen dalam membangun bangsa Indonesia.Di dalam pendidikan
multikultural terletak tanggung jawab besar untuk pendidikan nasional. Tanpa
pendidikan yang difokuskan pada pengembangan perspektif multikultural dalam
kehidupan adalah tidak mungkin untuk menciptakan keberadaan aneka ragam budaya
di masa depan dalam masyarakat Indonesia. Multikultural hanya dapat disikapi
melalui pendidikan nasional.
G. Pendidikan Multikultural di
Australia
Australia tidak dapat menahan masuknya orang Asia sehingga
dia tidak dapat menutup ekonominya bagi bangsa-bangsa Asia dan Pasifik, karena
imigran dari kedua benua itu masuk dengan jumlah dan waktu yang sangat
cepat.Akibatnya, Australia mengubah kebijakannya dari White Australia Policy
ke multicultural policy.Dampak dari perubahan kebijakan itu membuat orang
Aborigin meningkatkan kepercayaan dirinya.Aborigin, penduduk asli Australia
berasal dari benua Asia.Menyusul imigran dari Eropa yang sebagian merupakan
orang hukuman dibawa oleh kapten Arthur Philip.Pada mulanya imigran pertama
yang memasuki Australia berasal dari para narapidana serta pembangkang politik
Irlandia, kemudian berdatangan orang Jerman yang terusir dari negerinya karena
masalah agama.Menyusul orang India dan Cina sebagai pekerja kasar.Pelaksanaan
Pendidikan Multikultural dapat dibedakan tiga fase perkembangan yaitu dari
politik pasif ke arah asimilasi aktif (1945-1972), pendidikan untuk kaum migran
bersifat pasif.Artinya anak kaum imigran menyesuaikan diri dengan sistem
pendidikan yang ada.Karena ada kesulitan dalam penggunaan bahasa Inggris bagi
anak imigran diberikanlah bantuan laboratorium bahasa.
Hingga tahun 1970-an kurikulum masih terpusat hingga
menyulitkan di dalam menyesuaikan dengan kebutuhan multietnis Australia. Kedua,
dari pendidikan imigran ke Pendidikan Multikultural (1972-1986) semua propinsi
diAustralia telah mengadopsi kebijakan Pendidikan Multikultural. Kebijakan
tersebut adalah sebagai berikut: “ Di dalam masyarakat multi budaya,
masing-masing orang memiliki hak atas integritas budaya; memiliki citra diri
yang positif (a positif self image), dan untuk pemahaman dan penghargaan
terhadap perbedaan. Masing-masing orang tidak hanya harus menyatakan perasaan
yang positif terhadap warisan budayanya sendiri tetapi juga harus mengalami
seperti perasaan terhadap warisan budaya orang lain.”
H. Pendidikan Multikultural di Inggris
Pendidikan Multikultural di Inggris terkait dengan
perkembangan revolusi industri pada tahun 1650-an. Pada awalnya Inggris
terkenal sebagai masyarakat yang monokultur dan baru sesudah PD II
menjadi multikultur ketika kedatangan tenaga kerja untuk pembangunan dari
kepulauan Karibia dan India.Meskipun oleh pemerintah Inggris telah berusaha
memperbaiki taraf kehidupan kelompok kulit berwarna ini, ternyata di dalam
masyarakat terlihat adanya pembedaan-pembedaan di dalam perumahan, tenaga kerja,
dan pendidikan.Sekalipun demikian kaum wanita tidak diizinkan untuk memberikan
suara, dan sebagian besar mempunyai akses terbatas pada pendidikan. Pada
tahun 1792, seorang penulis Inggris bernama Mary Wollstonecraft menerbitkan A
Vindication of the Rights of Woman, mengemukakan keyakinannya dalam
persamaan hak untuk pria dan wanita.Ide ini mendapat dukungan kuat selama tahun
1800-an, dan banyak wanita yang mulai melakukan kampanye menuntut reformasi.
Pada tahun 1968 didirikan Select Community on Race Relations
and Immigration (SCRRI) yang bertugas meninjau kebijakan
imigrasi.Kesempatan ini digunakan oleh kaum imigran terutama dari Hindia Barat
dan Asia untuk mengetengahkan permasalahannya. Pada tahun 1973 laporan SCRRI
berkontribusi terhadap pendidikan kolompok imigran:
1.
Bahasa
Inggris sebagai bahasa kedua
2.
Penggantian
istilah imigran dengan masyarakat multirasial (multiracal society)
- Menuntut pendidikan yang lebih baik
- Meminta untuk memenuhi tuntutan National Union of Teachers (NUT) akan adanya pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat multi rasial.
- Merumuskan bahwa pengertian seperti integrasi, asimilasi, pluralisme dapat digunakan untuk menggambarkan hal yang sama. (Tilaar, 2004).
Pada tahun 1981 terjadi perubahan yang signifikan dengan
terbitnya British Nationality Act yang menghendaki agar Pendidikan
Multikultural bukan hanya terlihat di bidang pendidikan namun juga forum-forum
pendidikan masyarakat seperti jaringan televise BBC. Pada tahun 1988
diundangkan Education Reform Act (ERA) yang mengandung dua arti, yaitu
paham neoliberalisme yang percaya pada kekuatan pasar, dan neokonservatisme
yang memberi kekuatan besar pada kontrol pusat. Paham neoliberalisme memberi
kekuasaan yang lebih besar pada masing-masing sekolah untuk mengurus dirinya
sendiri demikian juga kepada pemerintah lokal.Pandangan neokonservatisme
mempertahankan kurikulum yang terpusat dan mempertahankan pendidikan agama yang
bersifat Kristiani.Namun pelaksanaan kebijakan ini memungkinkan terjadinya
diskriminasi.Penyerahan pendidikan pada kekuatan pasar berarti memperkecil
kesempatan bagi kelompok kulit berwarna untuk mendapat pendidikan yang
layak.Kelompok kulit berwarna tidak kompetitif dengan budaya dominan yang
menguasai sumber pendidikan.Demikian juga dalam penulisan sejarah Inggris raya
yang kurang menguntungkan kelompok minoritas.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang
terdiri dari beragam budaya yang bersifat diverse serta sering terjadi
konflik.Faktor yang menyebabkan keberagaman budaya ini adalah faktor geografis,
pengaruh budaya asing dan kondisi iklim yang berbeda. Ini juga akan
mempengaruhi karakteristik diri seseorang. Perbedaan karakteristik diri yang
bawaannya sesuai dengan budayanya masing-masing akan memudahkan konflik terjadi
antar individu yang berbeda.Pendapat para ahli tentang masyarakat multicultural
atau keberagaman masyarakat.Selain factor penyebab, terdapat pula keterkaitan
antara globalisasi dan kebudayaan.Dampak dan pendidikan multicultural di
negera-negara seperti Indonesia, Australia dan Inggris pun menjadi bahan materi
dalam makalah ini.
2. Saran
Penulis menyarankan
pengetahuan atau sosialisasi tentang makna sebuah bangsa yang besar.Maksudnya
adalah memberikan pengetahuan tentang persatuan, saling menghargai sesama
supaya Negara kita memang benar-benar menjadi sebuah Negara yang sesuai
dicita-citakan oleh pendahulu kita.Untuk setiap Individu (masing-masing budaya)
timbulkanlah rasa kemanusiaan dalam diri ini, sikap terbuka akan budaya yang masuk
tetapi jangan lupa filter dulu, karena tidak semua budaya itu membawa dampak
positif.Jangan pernah membangga-banggakan darimana kita
berasal, karena kita ini adalah makhluk sosial, artinya kitapun membutuhkan
bantuan dari budaya lain, kita tidak bisa hidup tentram dengan hasil budaya
sendiri.Semua masyarakat harus bisa menciptakan kenyamanan dalam berbudaya
tanpa diskriminasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar